Peneliti Buat Kode Pos Khusus Alergi
Ternyata alergi yang dialami seseorang memiliki kaitan yang erat dengan lokasi tinggalnya.
VIVAnews - Peneliti Inggris baru-baru ini membuat kode pos dalam rangka memetakan lokasi-lokasi yang bisa menyebabkan alergi yang berbeda.
Langkah ini terkait dengan upaya untuk meneliti lingkungan sebagai penyebab alergi yang dialami oleh manusia. Seperti dikutip dari situs Guardian, sepertiga populasi di Inggris menderita alergi.
"Alergi semakin meningkat di Inggris, namun hingga kini, masih sedikit riset mengenai alergi yang berdasarkan dengan wilayah geografik," ujar Ray jones, peneliti dari University of Plymouth.
Dengan mengevaluasi 6000 rujukan dari 672 dokter keluarga di daerah Devon dan Cornwall (Inggris bagian selatan), surat konsultasi, data populasi, serta statistik penyakit, ilmuwan Inggris berhasil memetakan wilayah hotspot alergi yang kian hari kian berkembang.
Audit mengungkapkan bahwa banyak orang yang mengidap alergi tertentu, terkait dengan lokasi tinggal mereka. Alergi udara, terutama terhadap serbuk sari, di Inggris biasanya dialami oleh warga yang berada di utara Dartmoor dan Exmoor.
Adapun alergi makanan, khususnya alergi kacang, biasanya diidap oleh warga South Hams. Sementara alergi makanan laut (seafood) banyak dijumpai pada warga bagian Barat Daya Cornwall dan wilayah Padstow.
"Kami menyimpulkan bahwa memang ada pengaruh lingkungan terhadap alergi, baik alergi tunggal maupun alergi yang disebabkan oleh banyak faktor," kata Jones.
Oleh karenanya peta kode pos ini diharapkan bisa menjadi rujukan pengecekan alergi berdasarkan jangkauan demografi yang luas, sekaligus mencari tahu alergi-alergi apa yang dialami oleh setiap individu.
Dari riset terbaru Mintel, lebih dari 20 juta orang di Inggris, mengaku menderita alergi: 44 persen dari mereka adalah orang dewasa. Selain itu, 48 persen dari responden juga mengatakan bahwa mereka memiliki lebih dari satu macam alergi. Riset juga mengungkap, hanya 49 persen dari penderita alergi telah didiagnosa secara medis.
Sementara riset National Institute for Health and Clinical Excellence menemukan bahwa hampir dua per tiga dari penderita alergi didiagnosa alergi udara, dan beberapa di antaranya menderita kombinasi alergi serbuk sari, tungau debu, dan bulu binatang.
Selain itu, ada pula yang mengalami sensitivitas terhadap beberapa jenis alergi makanan. Misalnya mereka mengidap alergi terhadap produk susu sekaligus telur secara bersamaan. (sj)
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar