Tsunami menyapu puluhan kapal hingga ke tengah kota bersatu dengan mobil dan rumah.
VIVAnews - Gempa bumi berkekuatan sekitar 8,9 Skala Richter menggetarkan sejumlah kawasan di Jepang, Jumat siang, 11 Maret 2011. Gempa berpusat di 130 kilometer sebelah timur Sendai, Honshu, atau 373 kilometer tenggara Tokyo, pada kedalaman 24 km itu
Gempa terdahsyat dalam 140 tahun terakhir ini mengakibatkan gelombang tsunami hingga 10 meter yang menghancurkan sejumlah kawasan di pesisir Timur Jepang. Korban jiwa diperkirakan mencapai ratusan.
Sudah lebih 300 mayat ditemukan di Sendai. Sebanyak 349 warga lainnya juga dilaporkan hilang di wilayah itu. Sendai menjadi salah satu kawasan yang mendapat efek terparah akibat tsunami. Sementara di kota Ofunato, lebih 300 rumah hanyut.
Dalam tayangan televisi lokal, tsunami menyapu puluhan kapal hingga ke tengah kota bersatu dengan mobil dan rumah yang hanyut. Ingin melighat dahsyatnya bencana tersebut? Klik rekaman
• VIVAnews
ITB Pastikan Mahasiswa dan Dosen yang Studi di Jepang Selamat detikBandung
Bandung - ITB memastikan keberadaan mahasiswa dan dosen ITB yang menempuh studi di jepang selamat dari bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda Negeri Sakura itu pada Jumat (11/3/2011). Saat ini lebih dari 10 mahasiswa dan empat dosen yang mendapat beasiswa di Jepang.
"Selama ini yang kita tahu semua masih dalam keadaan baik, mereka sudah kontak dengan kita. Katanya baik-baik saja," ujar Rektor ITB Akhmaloka di Aula Barat ITB, Jalan Ganeca, Sabtu (12/3/2011).
Pernyataan Akhmaloka diperkuart Direktur Humas ITB Marlia Singgih. Di tempat yang sama, Marlia menyatakan usai kejadian, mahasiswa dan dosen langsung memberikan konfirmasi ke kampus.
"Setelah terjadi gempa hubungan internet dan telepon memang sempat terputus. Tapi sudah konfirmasi ke kami, alhamduliha semua selamat," katanya.
Meski dilanda gempa dan diterjang tsunami, kata Marlia, berdasarkan informasi yang diperoleh dari mahasiswa dan dosen ITB, Jepang tetap masih aman. Karena itu, mereka disarankan tak usah pulang ke Indonesia.
"Katanya aman, mereka kita sarankan jangan dulu balik ke sini," ujar Marlia.
Isak Tangis Warnai Kepergian Tim Angklung SMP 28 ke Malaysia detikBandung
Bandung - Suasana haru meliputi pelepasan Tim Angklung SMPN 28 Bandung yang akan berangkat ke Malaysia. Baik siswa yang akan berangkat, orangtua, guru dan siswa lainnya banyak yang menangis saat berpelukan dan pamit sebelum berangkat.
Tim angklung yang terdiri dari 20 siswa kelas VII dan kelas VIII ini sempat membawakan sebuah lagu dengan angklungnya di lapangan sekolah. Siswa lainnya yang berada di sekolah terlihat menonton penuh antusias dari balkon lantai II dan pelataran kelasnya.
Dengan menggunakan kaos seragam yang sama, mereka memainkan angklung dengan semangat. Hampir seluruh siswa yang tergabung dalam tim tersebut memegang lebih dari 2 angklung di tangannya. Usai membawakan lagu, dilakukan juga prosesi simbolis melepas merpati.
Setelah itu, mereka pun berpamitan bersiap masuk ke dalam bus. Saat bersalaman dan berpelukan dengan orang tua itu mereka pun tak kuasa membendung air mata. Isak tangis pun terdengar, saat berpamitan dengan orang tua ataupun teman-temannya.
"Seneng sih bisa main di Malaysia. Tapi sedih juga harus pisah sama keluarga dan teman-teman," ujar Khanza, siswi kelas VII yang masuk dalam Tim Angklung dengan mata basah.
Di antara rombongan yang berangkat, ada 4 orang tua siswa juga yang ikut.
Saat bus berangkat, siswa guru dan orang tua pun melepas kepergian mereka dengan lambaian tangan dan doa.
20 Siswa SMP 28 Akan Mainkan Angklung di Kerajaan Malaysia - detikBandung
Bandung - Sebanyak 20 siswa SMP Negeri 28 Bandung bertolak ke negeri jiran Malaysia, Jumat (11/3/2011). Kepergian siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler angklung
itu adalah untuk melakukan tur pertunjukkan musik angklung.
Selama 9 hari di Malaysia, mulai dari Jumat (11/3/2011) hingga Sabtu (19/3/2011) sedikitnya mereka akan melakukan tiga pertunjukan. Masing-masing di Kerajaan Negeri Sembilan, UITM Kelantan dan di sebuah mal di Malaysia.
"Keberangkatan tim angklung ini menjadi kebanggaan tersendiri. Bahwa murid-murid dari sekolah ini, dari Bandung bisa ikut memperkenalkan seni dan kebudayaan asli Indonesia khas Jabar, yaitu angklung," ujar Kepala Sekolah SMPN 28 Bandung Yusuf dalam acara Pelepasan Tim Angklung SMPN 28 Bandung di kampus SMPN 28, Jalan Solongtongan, Jumat (11/3/2011).
Dari 20 siswa yang berangkat, 16 di antaranya adalah siswa kelas VI dan 4 siswa dari kelas VII. Tim ditambah dengan 1 orang pembimbing dan 4 orang orang tua.
Ia pun mengakui, seluruh biaya pemberangkatan (transportasi-red) ditanggung oleh pihak orang tua siswa yang berangkat. Sementara akomodasi selama di Malaysia akan dibiayai oleh Kerajaan Malaysia yang mengundang.
"Kami mengucapkan terimakasih atas dukungan yang diberikan orang tua siswa. Dari pembuatan paspor, biaya transportasi dan pengiriman barang, mereka mengurus semua," katanya.
Rombongan tim angklung SMPN 28 Bandung ini akan berangkat pada pukul 13.30 WIB dengan menggunakan bus menuju Bandara Husein Sastranegara.